Langsung ke konten utama

Turis Di Tumbak Madani, Pemkab Belum Manfaatkan

Desa Tumbak mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal dan internasional. Hari ini, Rabu (14/10), laut Tumbak dihiasi dengan banyaknya perahu/kapal yang memuat puluhan orang berkeliling. Kunjungan para wisatawan menuju Pasir Putih, Pulau Tumbak, Pulau Ponten, Baling-baling, dan sekitarnya. 

Kendati air bergelombang, angin bertiup kencang, para wisatawan menikmati indahnya panorama Tumbak. Menariknya, perahu yang biasa digunakan untuk menangkap ikan, sibuk mengurusi para tamu. Mereka memanfaatkan situasi ini sebagai bagian dari mata pencarian yang membantu mensejahterahkan warga.

Kendati dilirik para turis, Tumbak belum mendapat perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara sebagai daerah pariwisata yang menjanjikan. Warga kampung dengan kreativitasnya melakukan promosi ke Ibu Kota agar Tumbak dapat dikenal oleh orang banyak. 


Namun, walau potensi sumber daya alam yang bisa di manfaatkan untuk kepentingan pariwisata, menurut Al Kindi Bilfagih, Anggota DPRD Mitra, menghimbau agar warga dan pengunjung yang datang tidak terjebak pada nilai-nilai komersialisasi terhadap kampung yang memiliki sejarah unik.

"Tumbak bukan sekadar wisata alam. Tapi ia menyimpan sejarah yang harus dipelajari setiap orang" Ungkap Senator Gerindra itu.

Sementara itu, Taufik Bilfagih, Ketua Bumdes Tumbak Madani menyatakan bahwa  kampung yang berdiri sejak 1918 itu berpotensi menjadi pusat pariwisata Minahasa Tenggara dalam konteks kelautan dan khazanah pengetahuan. "Tumbak itu menarik dipelajari tentang sejarah, tradisi dan ruang lingkupnya. Bagaimana orang laut, orang Islam dan Nelayan berjumpa dengan Orang Darat, Orang Kristen, dan Petani. Selain itu, objek wisata Tumbak akan menjadi kekuatan ekonomi baru untuk warga setempat. Sayang, pemerintah masih tutup mata untuk potensi desa ini" Jelasnya.

Apapun kondisinya, semua berharap agar Tumbak menjadi daerah yang mesti diperhitungkan oleh Pemerintah, baik dari sektor pariwisata bahkan terkait kesejahteraan warga setempat. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulau Baling-Baling Tumbak Madani

Pulau Baling-Baling masuk dalam wilayah Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara. Untuk sampai ke pulau ini memerlukan waktu 3 jam perjalanan dari Kota Manado. Dari desa yang mayoritas penduduknya adalah suku Bajo ini wisatawan bisa menyewa perahu dan pemandu untuk diantarkan ke Pulau Baling-Baling dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Ombak dan lautan biru menjadi teman yang setia sebelum tiba di Pulau yang memiliki hamparan pasir putih ini. Guratan karang yang terhantam ombak hingga karang yang pecah terbelah dua menjadi sisi lain pemandangan yang dapat memanjakan mata. Teruslah melangkah hingga ke titik pendakian yang berada di sisi pulau. Dari sini, perjalanan akan lebih berat karena harus mendaki dengan jalur yang terjal. Sebagai tips, disarankan Anda pegangan dengan rumput atau batang yang tumbuh di atas tanah, usahakan pada saat mendaki badan condong ke depan agar memudahkan tubuh untuk mengatur keseimbangan. Pakailah alas kaki, karena banyak keri...

Ikhtisar Tumbak Madani

1.          Nama, arti dan latar belakang Nama Tumbak artinya Tombak, yaitu sejenis senjata yang digunakan dalam perang maupun sebagai alat penangkap ikan atau hewan lain. Nama tersebut diambil dari tunas pohon posi-posi yang banyak terdapat di Tumbak. Tunas tersebut berbentuk menyerupai ujung tombak yang dalam Bahasa setempat dinamakan tumbak. Kisah lain mengatakan konon dahulu ditempat ini terjadi peperangan antara Burger di Belang dan Perompak Mindanow Filipina yang bersenjatakan Panah dan Tombak. 2.         Sejarah pembukaan desa Tumbak Dibuka oleh Abdusamad Bachdar pada tanggal 22 April 1918 atas izin dan tawaran dari Hukum Kedua Belang, Rulan Maringka yang mendapat persetujuan dan pengukuhan dari Hukum Besar Ratahan, Supit. 10 buah perahu soppe beranggotakan 67 orang  dadanakang  (bersaudara) pimpinan Punggawa Tilamuta, Sya’ban Mau adalah cikal bakal penduduk desa Tumbak. Pada tahun...

Surga Tumbak dan Tumbak Madani

OLEH PRIYANTONO OEMAR Dilaokku kallumangku Ma bukoknu busayangku lepaku Ma bittaknu tummuangku dalleku Irwan Mau (52 tahun) mendendangkan lagu Bajo itu di hadapan kami. Warga Desa Tum bak itu kemudian me nerjemahkan untuk kami. \"Lautku penghidupanku/ Di pundak mu kukayuh bahteraku/ Di perutmu kutemukan rezekiku\'\' Tak berlebihan jika warga Desa Tum bak dan Desa Tumbak Madani di Ke camatan Pusomaen, Minahasa Teng gara, itu menggantungkan hidupnya pada laut. Tak ada lahan pertanian di desa mereka. `\'Desa kami dibangun di tanjung pasir yang tandus, yang tiap bulan selalu ada air pasang dan air surut. Air bersih dialirkan dari desa lain,\'\' ujar Muhammad Ibrahim, hukum tua Desa Tumbak Madani, kepada saya, awal Januari 2016. Syekh Abdul Samad Bachdar, lahir di Gorontalo berayahkan Arab Yaman Syekh Al Haj Husein Bachdar, mem - berikan kesaksian tentang Tumbak lewat syairnya. Tandus pasir merupa tanjung, Cecile dan sempit letaknya lengkung Tiada bert...